Liburan di Tokyo! Nikmati Layanan untuk Keluarga dan Anak di karaksa hotel

Istilah Bahasa Jepang "Shinto"

Layanan ini termasuk iklan berbayar.
article thumbnail image

Shinto adalah kepercayaan yang asli lahir di Jepang. Ajaran Shinto masih berlangsung hingga kini dan sudah sangat melekat di kehidupan masyarakat. Tempat berdoa para pengikutnya disebut dengan kuil Shinto.

Ditulis oleh

日本への訪日外国人の方が、もっと増えますように!

more

Apa itu Shinto?

Shinto - Japanese Encyclopedia

Shinto adalah agama yang lahir di Jepang dan banyak dianut masyarakat setempat. Shinto adalah agama etnis yang dipercaya masyarakat Jepang sejak zaman dahulu hingga zaman sekarang dan masih sangat melekat di kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang.

Di seluruh daerah di Jepang terdapat banyak kuil Shinto di mana para penganutnya bisa datang dan berdoa kepada dewa-dewa Shinto. Pada artikel kali ini, MATCHA akan menjelaskan informasi dasar mengenai Shinto dan apa saja yang perlu Anda ketahui agar kunjungan ke kuil Shinto terasa menyenangkan.

Awal Mula Shinto

日本のことば事典「神道」

Agama Shinto diperkirakan lahir pada tahun 200 SM, tetapi tidak diketahui persis kapan waktu tepatnya.

Sebagian besar dewa-dewa Shinto adalah alam, contohnya dewa gunung, dewa matahari, dan sebagainya. Negara Jepang rentan dengan bencana alam seperti gempa bumi, angin topan, dan lainnya. Oleh karena itu, alam memiliki dampak yang sangat besar bagi kehidupan tiap individu di Jepang. Sikap menghormati dan rasa takut kepada alam terkandung pada ajaran Shinto.

Untuk berdoa kepada dewa-dewa mereka, para pemeluk agama Shinto mendirikan kuil Shinto. Dengan alasan yang sudah dijelaskan di atas, beberapa kuil terkenal yang ada di Jepang banyak didirikan di alam bebas, seperti sekitar air terjun, bebatuan, sungai, pegunungan, dan sebagainya. Ketika berkunjung ke kuil Shinto, jangan lupa untuk menikmati keindahan alam sekitar yang ada di sekeliling kuil.

Dahulu, ketika wilayah-wilayah Jepang bersatu menjadi 1 negara, kepercayaan-kepercayaan yang muncul di berbagai daerah di Kepulauan Jepang juga menyatu menjadi sebuah kepercayaan kolektif. Lalu, saat agama Buddha masuk ke Jepang pada abad ke-6, kepercayaan asli Jepang tersebut mulai disebut sebagai "Shinto" untuk membedakannya dengan Buddha.

Dewa Shinto dan Pandangan Shinto Terhadap Dunia

日本のことば事典「神道」

Perbedaan Shinto dengan agama-agama lain seperti Kristen dan Islam adalah tidak adanya pendiri atau manusia suci sebagai perwakilan Tuhan dan kitab pedoman hidup seperti Alquran, Injil, dan sebagainya. Shinto berbeda dengan agama pada umumnya, baik dari segi terciptanya ajaran ini atau pun pandangannya terhadap dunia.

Dalam agama Shinto, tidak hanya ada satu dewa. Banyaknya dewa yang ada pada agama ini mengakibatkan munculnya istilah 8 juta dewa (yaoyorozu).

Lalu, seperti yang mungkin pernah Anda baca di cerita mitos Jepang, keberadaan dewa Shinto diketahui begitu dekat dengan kehidupan manusia. Menurut kepercayaan, dewa Shinto juga minum sake sama seperti manusia dan mereka juga bisa jatuh cinta kepada manusia.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pemeluk ajaran Shinto menjadikan matahari, gunung, dan alam lainnya sebagai dewa. Meski demikian, tidak hanya alam yang menjadi dewa bagi mereka. Dewa dapur, dewa toilet, dan berbagai aspek dalam hidup manusia bisa saja dijadikan dewa pada ajaran Shinto.

Kemudian, ada juga tokoh manusia yang dijadikan dewa. Contohnya adalah Tokugawa Ieyasu, seorang samurai yang membawa kedamaian selama 200 tahun di Jepang. Tokugawa Ieyasu diabadikan sebagai dewa di Kuil Nikko Toshogu, kuil yang merupakan situs warisan dunia UNESCO.

Silakan buka artikel "Highlights Of Nikko Tosho-gu Shrine In Tochigi, A UNESCO Site" untuk informasi lebih lanjut mengenai Kuil Nikko Toshogu.

Bila Anda ingin kunjungan ke kuil menjadi lebih menyenangkan, cobalah untuk mencari tahu siapa dewa di kuil itu dan kekuatan apa yang dimilikinya.

Orang-orang yang Bekerja di Kuil

日本のことば事典「神道」

Orang yang bekerja di kuil Shinto disebut dengan shinsoku (pendeta).

Meskipun bervariasi tergantung sejarah dan besarnya kuil, umumnya terdapat 3 tingkatan, yaitu guji (kepala pendeta), negi (pendeta senior), dan gonnegi (pendeta). Menurut aturan, dalam setiap kuil hanya boleh ada 1 guji dan negi.

Hubungan Masyarakat Jepang dengan Shinto

日本のことば事典「神道」

Menurut catatan Religious Annual yang dikeluarkan Japanese Agency for Cultural Affairs, Shinto memiliki sekitar 106 juta pengikut. Dengan kata lain, hampir semua penduduk Jepang merupakan pengikut agama Shinto. Meski demikian, bukan berarti orang Jepang secara sadar memahami bahwa mereka memang memiliki kepercayaan akan ajaran Shinto.

Semua itu tercermin pada keseharian mereka di mana penetapan hari peringatan acara seremonial banyak mengikuti kalender Shinto. Lalu, warga Jepang yang berbondong-bondong pergi ke kuil untuk berdoa memohon kebahagian untuk 1 tahun ke depan pada momen tahun baru. Pelajar yang berdoa memohon kelulusan sebelum ujian, para anak muda yang berdoa memohon pernikahan ketika mereka sedang menjalin percintaan, ibu hamil yang berdoa untuk kelancaran persalinan, dan orangtua yang berdoa untuk kelancaran pertumbuhan anak-anaknya. Sekalipun mereka tidak memeluk agama Shinto, mereka tetap pergi ke kuil untuk berdoa. Dengan demikian, kita dapat memahami betapa ajaran Shinto sudah sangat melekat di kehidupan masyarakat Jepang.

Saat berkunjung ke Jepang, cobalah untuk mengunjungi kuil-kuil Shinto!

Namun, sebelumnya silakan baca artikel ini untuk mengetahui tata cara berkunjung ke kuil Shinto "How to Properly Pray at a Temple", serta memahami perbedaan kuil Shinto dan kuil Buddha, Wajib Tahu! Perbedaan Antara "Otera" dan "Jinja".

Ditulis oleh

ニコ

日本への訪日外国人の方が、もっと増えますように!

more
Informasi dalam artikel ini berdasarkan pada informasi saat liputan atau penulisan. Ada kemungkinan terjadi perubahan pada konten dan biaya layanan maupun produk setelah artikel ini diterbitkan. Silakan konfirmasi pada penyedia layanan atau produk yang bersangkutan. Di dalam artikel ada kemungkinan tercantum tautan afiliasi. Harap pertimbangkan secara matang sebelum membeli atau memesan produk melalui afiliasi.

Populer

There are no articles in this section.