Start planning your trip
Tanggal 3 Maret Adalah Festival Hinamatsuri yang Menyenangkan
Hinamatsuri merupakan hari anak perempuan untuk berharap pertumbuhan yang sehat.
3 Maret adalah hari "Hinamatsuri".
Photo by Pixta
Apa itu Hinamatsuri?
Hinamatsuri merupakan hari anak perempuan untuk berharap pertumbuhan yang sehat.
Karena tepat dengan waktu dimana bunga dari buah persik mekar, dinamakan juga dengan "festival persik (momo no sekku)".
Apa yang Dilakukan
Tidak ada hari libur spesial untuk 3 Maret. Karena Hinamatsuri merupakan acara untuk "anak perempuan", maka keluarga yang tidak memiliki anak perempuan maupun memiliki anak yang sudah dewasa, banyak yang tidak melakukan apa-apa.
Tapi, Hinamatsuri merupakan adat yang masih mengakar hingga saat ini. Kara banyak yang berbeda di daerah yang berbeda, maka MATCHA akan memperkenalkan "apa yang dilakukan saat Hinamatsuri" pada umumnya.
ss
Photo by Pixta
Boneka Hina-ningyo merupakan hiasan yang dilambangkan sebagai korban pengganti anak yang melindungi dari kecelakaan maupun penyakit, dan berharap agar anak tumbuh sehat dan bahagia.
Merupakan adat Jepang yang berkembang sejak zaman Edo untuk mentransfer kemalangan dan malapetaka pada boneka, sehingga dihubungkan dengan harapan tumbuh kembang anak yang sehat.
Boneka Hina-ningyo menggambarkan keluarga kerajaan. Yang paling atas menggambarkan kaisar dan permaisuri. Yang lainnya ada pula tiga orang dayang-dayang, lima orang musisi yang bermain musik, serta ada menteri kanan dan menteri kiri yang mendukung politik. Selain itu ada juga hiasan gerobak sapi dan rak teh, lampu yang bernama "bonbori", serta buah persik dan buah tachibana.
Ekspresi wajah dan kostum dari boneka, dibuat secara detail sesuai masing-masing karakternya.
Berdasarkan kondisi masing-masing rumah,ada juga rumah yang tidak memajang hiasan bertingkat seperti difoto, namun hanya pasangan boneka kaisar dan permaisuri di tingkat yang paling atas (disebut dengan dairibina), ada juga hiasan kecil yang hanya sebesar telapak tangan.
Photo by Pixta
Makanan yang khususnya disajikan pada Hinamatsuri adalah Amazake, Chirashi sushi, Hina-arare, dan lain-lain.
Amazake
Photo by Pixta
Amazake adalah minuman manis kental yang dibuat dari ketan dan gandum serta bahan lainnya. Meskipun pada namanya terdapat kata "sake", namun kandungan alkoholnya kurang dari 1%. Sehingga tidak apa-apa bagi anak-anak untuk meminumnya.
Pada awalnya terdapat adat meminum shirozake agar mengeluarkan tidak baik untuk tubuh, tetapi agar anak-anak juga bisa minum maka diganti dengan Amazake.
Hinaarare
Photo by Pixta
Arare (senbei) kecil yang berwarna-warni dan imut, memiliki arti tersendiri dari warnanya.
Putih melambangkan tanah musim dingin, merah dan merah muda melambangkan kehidupan, hijau melambangkan pucuk dari musim semi. Cemilan yang melambangkan harapan akan bunga mekar di musim semi setelah musim dingin yang panjang. Dengan memakan masing-masing warnanya, dikabarkan bahwa bisa menjalani satu tahun dengan sehat.
Chirashi Sushi
Photo by Pixta
Chirashi sushi pada awalnya merupakan makanan untuk perayaan maupun festival yang dipakai akar teratai dan udang, telur goreng, dan lain-lain.
Terdapat masing-masing arti pada setiap bahannya, seperti lubang akar teratai yang terbuka, agar dapat melihat kedepan, panjang umur seperti udang, dan lain sebagainya.
Mari Menikmati Hinamatsuri
Photo by Pixta
Pada saat Hinamatsuri, di supermarket pun dijual Hina-arare dan Amazake.
Anda dapat juga membeli Chirashi sushi yang berhiaskan ala Hinamatsuri di toko sushi maupun toko makanan sehari-hari.
Photo by Pixta
Kemudian, menurut wilayah, ada juga acara Nagashi Bina (mengalirkan boneka yang terbuat dari kertas ke sungai sebagai simbol membuang kemalangan), serta ada juga hiasan boneka Hina-ningyo yang setinggi piramid.
Bagaimana adat festival Hinamatsuri di tempat Anda berwisata?