Start planning your trip
Rekomendasi 10 Spot Wisata dan Kuliner di Wilayah Selatan Prefektur Oita!
Prefektur Oita terkenal dengan kawasan pemandian air panasnya, seperti Beppu dan Yufuin. Namun, selain Beppu dan Yufuin, MATCHA akan memperkenalkan spot-spot wisata yang tidak kalah menarik lainnya di wilayah selatan Prefektur Oita. Mulai dari Usuki, Saiki, Tsukumi, hingga Bungo-Ono.
Daya Tarik Prefektur Oita yang Tersembunyi
Prefektur Oita memiliki pemandian air panas terkenal, seperti Beppu Onsen, Yufuin, dan onsen lainnya sehingga disebut juga sebagai "prefektur onsen". Namun, jika melancong ke wilayah selatan Prefektur Oita, Anda bisa menikmati panorama laut dan pegunungan yang sangat cantik. Tidak hanya itu, Anda juga bisa berjalan-jalan mengunjungi Situs Warisan Dunia dan mencicipi kuliner khas di sini.
Selanjutnya, MATCHA akan mengajak Anda menjelajahi daya tarik wilayah selatan Prefektur Oita, seperti Usuki, Saiki, Tsukumi, dan Bungo-Ono.
Menjelajahi Masa Lampau di Kota Usuki
Pada abad ke-16, Kota Usuki merupakan kota pelabuhan berskala internasional tempat datang dan perginya para pedagang dari Portugal serta Tiongkok. Suasana jadul dari berbagai era pun bisa dirasakan di sini. Anda akan menemukan pengalaman baru yang menanti di setiap sudut kota Usuki.
Nah, MATCHA akan mengajak Anda berkeliling ke spot wisata populer di Kota Usuki, seperti Usuki Stone Buddhas, reruntuhan Kastel Usuki, dan sebagainya.
1. Mengenal Dunia Buddhisme Abad Pertengahan di Usuki Stone Buddhas
Usuki Stone Buddhas merupakan patung Buddha yang dipahat pada permukaan tebing batu pegunungan dari akhir zaman Heian sampai zaman Kamakura (1185—1333). Saat itu, aliran Buddha Tanah Murni tersebar luas. Buddha Tanah Murni merupakan aliran yang berada di bawah naungan Mahayana (salah satu aliran utama Agama Buddha). Berkat adanya aliran ini, orang-orang pun mulai bermimpi pergi ke Sukhavati dan mengekspresikan keinginan tersebut dengan berbagai macam cara. Sukhavati adalah tanah suci di bagian barat dari Sang Buddha Amitabha dalam aliran Buddha Mahayana.
Hingga awal zaman Edo (1603—1868), terdapat sebuah danau kecil di area taman di depan patung-patung Buddha itu.
Sekitar 900 tahun lalu, area shoen ini merupakan milik bangsawan dari Kyoto. Shoen adalah tanah pribadi milik penguasa yang dimulai di bawah sistem Ritsuryo pada zaman Nara. Konon, patung-patung Buddha ini dibuat untuk menciptakan kembali suasana Sukhavati di sebelah barat Usuki-so. Ide dari pembuatan tanah suci ini digunakan untuk membuat orang-orang memahami konsep Sukhavati dengan melihatnya secara langsung.
Terdapat 61 patung Buddha dan semua patung tersebut menjadi Warisan Budaya Nasional dan situs bersejarah.
Di antara patung Buddha dan Kuil Mangetsuji, ada sebuah lembah yang disebut dengan "Lembah Fukada". Lembah ini dihiasi dengan bunga-bunga musiman yang nantinya akan mekar dengan cantik, seperti bunga teratai, bunga kosmos, dan sebagainya. Tempat ini seolah-olah menyiratkan impian orang-orang zaman dulu untuk mencapai Tanah Murni (alam surgawi atau alam kesempurnaan dari seorang Buddha atau Boddhisatva dalam Budhha Mahayana) masih hidup di sini.
2. Pemandangan Kota dari Reruntuhan Kastel Usuki
Kastel Usuki dibangun oleh Otomo Sorin (1530—1587), seorang daimyo (penguasa feodal) yang beragama Kristen pada zaman Sengoku. Kastel ini dibangun di sebuah pulau yang dikelilingi oleh lautan. Di sekitar kastel terdapat kota kastel padat penduduk yang makmur.
Saat ini reruntuhan Kastel Usuki ada di dalam Taman Usuki. Selain menara kastel, parit, gerbang kastel, dan tembok batu, ada sebuah kuil yang di bangun di sini. Bukan hanya memandangi pemandangan kota dari reruntuhan Kastel Usuki, Anda juga dapat menikmati sekitar 800 pohon sakura yang mekar dengan cantik ketika musim semi tiba.
Rekomendasi Hotel di Sekitar Reruntuhan Kastil Usuki
3. Rumah-Rumah Samurai Berjajar di "Nioza Historical Road"
Spot wisata populer lainnya di Usuki yang meninggalkan kesan mendalam dari kota kastel adalah "Nioza Historical Road". Pada awal abad ke 17, banyak kuil dibangun di area ini. Bahkan saat ini pun, masih banyak kuil dengan gerbang yang berdiri sangat megah.
Dulu, di sepanjang jalan, ada banyak rumah-rumah samurai berjajar. Ketika melihat gerbang yang diukir dengan sangat halus, seperti shikabe dan ishigaki, Anda akan merasa seolah-olah kembali ke zaman Edo. Shikabe adalah dinding yang dilapisi dengan plaster berwarna putih sedangkan Ishigaki (tembok batu) adalah tembok yang dibuat dengan menumpuk kerikil dan bebatuan.
Rekomendasi Hotel di Sekitar Jalan Bersejarah Nioza
Di dekat "Nioza Historical Road" terdapat toko tradisional, Kani Shoyu yang dibangun pada tahun 1.600. Toko ini menyajikan miso dan shoyu. Di sini Anda akan menemukan makanan lokal Usuki, yaitu miso soft cream. Rasa manis asam dari saus miso dan manisnya es krim lembut rasa susu akan menggugah selera Anda.
Anda dapat melihat sejarah dari Usuki secara lebih detail pada laman resmi Kota Usuki. Tersedia juga informasi wisata pada blog resmi Kota Usuki dan video yang menampilkan sekilas informasi mengenai Kota Usuki dalam bahasa Inggris pada laman ini.
Rekomendasi Hotel di Sekitar Plaza Pertukaran Wisata Kota Usuki
Berjalan-jalan di Kota Kastel dengan Memakai Kimono!
Berjalan-jalan di kota kastel dengan memakai kimono akan menambah kesan jadul yang kuat. Rasanya seperti kembali ke masa lampau, lho. Jika ingin menyewa kimono di Usuki, MATCHA merekomendasikan Anda untuk pergi ke Akouya, sebuah toko penyewaan kimono yang ada di dekat pintu masuk distrik perbelanjaan Chuo-dori.
Tersedia berbagai motif dan warna kimono yang dapat dipilih sesuka hati. Apabila tidak bisa memakai kimono, Anda tidak perlu khawatir karena staf toko akan siap membantu. Para staf juga akan memberikan tips cara berjalan dan duduk dengan elegan ketika memakai kimono.
Selain sebagai tempat penyewaan kimono, Akouya juga menyediakan ruangan untuk upacara minum teh. Dengan membayar sekitar 300 yen, Anda sudah bisa menambah pengalaman baru membuat matcha di sini. Namun, jika ingin ikut bagian dalam upacara minum teh dengan memakai kimono, Anda perlu merogoh kocek sekitar 1.000 yen. Apabila berencana menyewa kimono di sini, silakan melakukan reservasi sebelumnya di laman resmi Akouya.
Rekomendasi Hotel di Sekitar Toko kimono Akahoya
Kuliner Khas Usuki
Usuki terkenal dengan makanan fermentasinya, seperti shoyu, miso, dan sake. Hidangan dari ikan fugu juga populer di sini. Ada camilan, seperti senbei dan kabosu (jenis jeruk citrus), minuman, serta berbagai oleh-oleh yang bisa dinikmati.
Menikmati Hidangan Fugu di "Kirakuan"
Jika ingin mencicipi masakan Jepang, Anda wajib ke "Kirakuan". Kirakuan merupakan restoran tradisional Jepang yang dibangun pada zaman Taisho. Anda dapat mencicipi sajian mewah sembari menikmati pemandangan taman yang indah di sini.
"Kirakuan" menyajikan makanan tradisional Jepang atau kaiseki ryori dengan bahan-bahan lokal Usuki.
Baru-baru ini, dalam menu "fugu course" ditambahkan menu sashimi dari ikan fugu yang berkualitas tinggi. Daging ikan fugu yang diriis tipis-tipis memiliki tekstur elastis dan rasa yang lembut. Anda juga wajib untuk mencoba kabosu yang merupakan produk spesial Usuki.
"Fugu course" adalah hidangan yang sudah termasuk fugu nabe (hotpot ikan fugu), zosui (nasi yang ditambah sup dan aneka lauk pauk, semacam bubur ala Jepang) dan dessert. Di sini Anda akan merasakan betapa kayanya budaya makan Usuki pada setiap menu yang disajikan.
Membeli Oleh-Oleh di "Goto Seika"
Di pintu masuk Usuki Stone Buddhas terdapat toko senbei, Goto Seika.
Restoran yang sudah lama berdiri ini memiliki sejarah panjang berusia 100 tahun. Keistimewan dari toko ini adalah mereka menjual "Usuki Senbei" berlapis gula dengan aroma jahe yang kaya rasa. Jahe merupakan salah satu produk spesial Usuki karena memiliki aroma yang kuat serta rasa menyegarkan. Senbei ini memiliki umur simpan produk yang lama sehingga sangat cocok apabila dijadikan sebagai oleh-oleh.
Anda juga dapat mengikuti proses melapisi senbei (perlu reservasi terlebih dahulu). Ketika mencoba melapisi senbei dengan madu rasa jahe, Anda akan lebih menghargai keahlian dari sang pembuat.
Brand Sake Terkenal dan Peraih Penghargaan, "Fujii Shuzo"
Fujii Shuzo merupakan salah satu brand populer yang ada di Kota Usuki. Ada aneka jenis sake yang enak diproduksi di sini.
Anda wajib mencicipi "Ryubai Daiginjo" jika ingin mencoba sake Jepang. Sake ini memiliki rasa yang lembut dan cocok diminum bersama dengan hidangan Jepang. Namun, jika ingin mencoba honkaku shochu, MATCHA merekomendasikan untuk mencoba "Oita Mugi Shochu Fushigiya" yang menerima penghargaan superior taste selama 3 tahun berturut-turut dari International Taste Institute. Honkaku shochu adalah shochu yang dibuat dalam sekali penyulingan. "Toki no Tabibito" adalah jenis barley shochu populer lainnya dari Fujii Shuzo yang memiliki rasa lembut karena masa penuaan yang lama.
Semua produk Fujii Shuzo dapat dibeli di toko sake "Manrikiya". Jangan lupa untuk mampir di toko ini, ya.
Fujii Shuzo juga mengadakan tur pabrik. Anda bisa mempelajari teknologi terbaru dari pembuatan sake dan melihat langsung peralatan yang digunakan dalam pembuatan sake. Ada juga gudang tempat dipamerkannya peralatan lama pembuatan sake yang digunakan oleh keluarga Fujii.
Selain itu, Anda juga wajib mengunjungi gua yang digunakan sebagai penyimpanan sake. Di sini ada penyimpanan yang menyimpan 200 barel shochu di gudang penyimpanan alami yang mengalami sedikit perubahan suhu ruangan. Beberapa sake bahkan telah berumur lebih dari 20 tahun. Fujii Shuzo menyediakan tur ke gua penyimpanan sake ini berdasarkan permintaan pengunjung.
Pemandangan Laut Saiki yang Menawan!
Kota Saiki terletak di sebelah selatan Kota Usuki. Akibat adanya pasang surut antara Laut Pedalaman Seto dan Samudra Pasifik yang bertemu langsung di lepas pantai Kota Saiki, Anda bisa menikmati aneka boga bahari di sini. Selain itu, pemandangan yang dihasilkan pantai ria (lembah sungai tenggelam) merupakan salah satu bentang alam yang tidak boleh dilewatkan.
4. Megahnya Mercusuar Tsurumisaki di Ujung Paling Timur Kyushu
Photo by Pixta
"Mercusuar Tsurumisaki" terletak di wilayah paling timur daratan Kyushu. Mercusuar Tsurumisaki berdiri di atas tebing dengan ketinggian sekitar 200 meter di atas permukaan laut. Di dekat sini, terdapat jejak peninggalan masa perang yaitu menara pengawas angkatan laut. Selain itu, di bawah Mercusuar Tsurumisaki terdapat menara pengintai berbentuk seperti dome.
Bahkan penduduk lokal pun sangat merekomendasikan Mercusuar Tsurumisaki sebagai lokasi pilihan untuk berlibur. Ketika cuaca sedang cerah, Anda dapat dapat melihat Shikoku yang ada di seberang pantai dari Mercusuar Tsurumisaki.
5. Menikmati Pemandangan Sampai ke Shikoku di "Taman Sora no Koen"
Di dalam Taman Sora no Koen yang berada di ketinggian sekitar 160 meter di atas permukaan laut terdapat "sky observatory". Bahkan Anda bisa melihat selat bungo dari sini, lho. Terlebih lagi, jika cuaca sedang cerah Anda juga bisa melihat sampai ke Shikoku.
Picture courtesy of Asosiasi Pariwisata Kota Saiki
Taman Sora no koen dikelilingi oleh pegunungan dan lautan sehingga Anda bisa merasakan energi alam yang kuat di sini. Apabila berkunjung pada bulan April, di sisi kanan dan kiri jalan Anda akan disambut oleh bunga most pink yang mekar dengan cantik. Hamparan bunga most pink ini terlihat bagaikan karpet berwarna merah muda.
6. Bungo Futamigaura, Lokasi Populer Untuk Melihat Hatsu Hinode
Ketika berkunjung ke Bungo Futamigaura, Anda akan melihat 2 buah batu besar bernama "meoteiwa" atau "batu suami istri" yang diikat dengan shimenawa raksasa. Shimenawa adalah tali jerami yang dipasang sebagai garis perbatasan antara kawasan suci dan duniawi. Shimenawa ini memiliki panjang sekitar 65 meter dan berat sekitar 2 ton. Setiap tahun pada bulan Desember para sukarelawan lokal akan mengganti tali jerami ini.
Bungo Futamigaura merupakan spot wisata yang sangat populer sebagai lokasi untuk menikmati Hatsu Hinode. Hatsu Hinode adalah tradisi orang Jepang untuk melihat matahari terbit pertama saat tahun baru. Pada tanggal 24 Desember sampai 4 Januari tempat ini akan dihiasi dengan pencahayaan. Kemudian, pada awal bulan Maret dan awal bulan Oktober matahari akan terbit di antara meotoiwa.
Kuliner Khas Saiki
Nah, selanjutnya MATCHA akan memperkenalkan rekomendasi kuliner khas Saiki.
Kamehachi Sushi, Menyediakan Sushi dan Parfaits!
Saiki sangat populer dengan dengan boga baharinya sehingga tak heran jika Anda akan menemukan banyak restoran sushi di sini. Di antara restoran-restoran tersebut, yang paling terkenal adalah Kamehachi Sushi. Menu yang disediakan di restoran ini menggunakan ikan musiman dengan aneka ikan dalam berbagai ukuran! Anda tidak perlu khawatir jika tidak bisa berbahasa Jepang karena daftar menunya tersedia dalam berbagai bahasa.
"Kamehachi Sushi" menjadi topik hangat karena menyediakan parfait yang autentik dalam menu pastrynya, meskipun restoran ini adalah restoran sushi. Apabila sedang berlibur di Saiki, Anda wajib mampir ke Kamehachi Sushi!
Nikmatnya Amazake di "Koji no Mori"
Kuliner khas Saiki lainnya yang sayang untuk dilewatkan adalah amazake dari "Koji no Mori".
Koji no mori merupakan perusahaan amazake yang dikelola oleh "Bungo Meijo" yang memproduksi sake Jepang dan shochu. Pengunjung dapat mengikuti tur pabrik dan melihat proses pembuatan amazake dari awal hingga selesai. Untuk mengikuti tur ini, Anda harus melakukan reservasi terlebih dahulu dan tur tersedia dalam bahasa Inggris.
Selain bersenang-senang mencari maskot perusahaan ini, yaitu "Koji-chan" yang dapat dinikmati oleh anak-anak, Anda juga bisa mencicipi sample dari berbagai amazake.
Rasa manis yang alami tanpa kandungan alkohol telah membuat Amazake menjadi minuman menyehatkan yang menarik perhatian banyak orang. Di toko "Koji no Mori" Anda akan menemukan berbagai macam rasa Amazake. Jadi, jangan sampai melewatkannya, ya!
Bertemu Lumba-Lumba di Tsukumi!
Kota Tsukumi sangat terkenal sebagai daerah penghasil jeruk yang enak. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Tsukumi Dolphin Island, tempat di mana Anda bisa bertemu lumba-lumba telah menarik perhatian banyak orang.
7. Berenang Bersama Lumba-Lumba di Tsukumi Dolphin Island!
Aktivitas spesial yang bisa dilakukan di "Tsukumi Dolphin Island" adalah dapat menyentuh lumba-lumba yang hidup alami di laut secara langsung. Tidak hanya ada pertunjukkan lumba-lumba 3 kali dalam sehari, Anda juga dapat berenang bersama lumba-lumba.
Picture courtesy of Tsukumi Dolphin Island
Selain lumba-lumba, di sini juga terdapat anjing laut, penguin, berang-berang, dan aneka hewan laut lainnya. Anda bisa memberi makan hewan laut tersebut atau memancing di sini.
Toko yang ada di "Tsukumi Dolphin Island" tidak hanya menjual aneka produk lumba-lumba, tetapi juga menjual produk-produk lokal Tsukumi. Ada selai dan manisan dari jeruk, camilan, acar, lauk, dan sebagainya yang sangat pas untuk oleh-oleh.
Kota Tsukumi juga terkenal sebagai daerah penghasil batu kapur untuk pembuatan semen. Oleh karena itu, di sini Anda akan menemukan es krim berwarna seperti semen yang dibuat dari kapur itu. Es krim ini dibuat dengan menggunakan biji bunga matahari. Rasanya yang enak dan tekstur yang lembut akan membuat Anda terkejut, lho!
Kuliner Khas Tsukumi
Tidak lengkap rasanya jika pergi ke kota tepi pantai, Tsukumi tanpa mencicipi makanan lautnya!
Lezatnya Steik Tuna di Hamachaya
Membutukan waktu sekitar 10 menit dengan mobil dari Stasiun JR Tsukumi untuk sampai ke "Hamachaya". Anda akan melihat antrian panjang hingga ke pintu masuk restoran jika datang pada siang hari.
Hidangan populer di sini adalah steik tuna. Rahasia aroma dan kelezatan ikan tuna yang dipanggang dengan wajan panggang terletak pada garam yang digunakan sebagai bumbu. Hamachaya juga menyajikan sushi, sashimi, dan kaisen donburi yang kaya akan cita rasa.
Menikmati Suasana Alam di Geopark, Bungo-Ono
Kota Bungo-Ono adalah sebuah kota yang terbentuk akibat letusan besar Gunung Aso. Letusan ini terjadi sekitar 90.000 tahun lalu. Kini, seluruh wilayah yang terkena letusan gunung tersebut menjadi geopark.
Pemandangan di Bungo Ono akan sangat memanjakan mata Anda. Mulai dari air terjun yang terbentuk karena columnar joint(※1), bentang alam yang terbentuk oleh sungai, dan jembatan yang secara alami menyatu dengan ekologi sekitarnya.
※1: Columnar joint adalah fenomena alam yang membentuk rekahan batu berbentuk vertikal setelah proses pendinginan aliran piroklastik. Fenomena ini akan menciptakan bentang alam alami yang terlihat seperti tiang-tiang berdiri.
8. "Air Terjun Harajiri", Keindahan Alam yang Luar Biasa!
Air terjun Harajiri secara tiba-tiba muncul di tengah Sungai Ogata. Air terjun yang terbentuk akibat tuf ini memiliki tinggi sekitar 20 meter dan lebar sekitar 120 meter. Anda dapat mengagumi keindahan air terjun ini dari samping atau dari Jembatan Takimi. Tuf adalah sejenis batuan piroklastik yang memiliki kandungan debu vulkanik dan dikeluarkan selama terjadinya letusan gunung berapi.
Di sepanjang sungai terdapat Ogata Sanja yang merupakan istilah umum dalam penyebutan 3 buah kuil di Kota Bungo Ono, Prefektur Oita. 3 buah kuil itu, di antaranya Kuil Ichinomiya, Kuil Ninomiya, dan Kuil Sannomiya. Setiap tahun pada bulan November akan diadakan festival dengan mengarak Mikoshi menyeberangi sungai dari Kuil Sannomiya hingga Kuil Ninomiya .
9. Jembatan Todoroki dan Jembatan Deai, Jembatan Lengkung Terpanjang di Jepang!
Ada lebih dari 100 buah jembatan batu di Bungo Ono. Namun, di antara jembatan-jembatan batu tersebut, Anda akan menemukan pemandangan unik dari 2 jembatan lengkung yang berjajar berdampingan yaitu Jembatan Todoroki dan Jembatan Deai.
Jembatan Todoroki dibangun pada tahun 1934 sebagai jembatan rel kereta. Panjang lengkungan masing-masing kedua jembatan tersebut adalah 32.1 meter dan 26.2 meter. Jembatan ini adalah jembatan lengkung terpanjang di Jepang. Jembatan Deai yang berada sedikit ke hulu sungai dibangun pada tahun 1924 berfungsi sebagai jembatan penyeberangan orang.
Bahan dalam pembuatan jembatan lengkung ini menggunakan tuf yang ada di kedua sisi sungai. Oleh karena itu, jembatan-jembatan ini terlihat alami dan unik seolah-olah menyatu dengan alam meskipun objek buatan manusia.
10. Melihat Patung Buddha Raksasa dari Dekat di "Kuil Fukoji"
Magaibutsu yang ada di kompleks Kuil Fukoji adalah patung Buddha yang dipahat pada tuf. Patung Buddha ini memiliki tinggi lebih dari 8 meter. Terdapat Acala dengan ekspresi wajah yang lembut berdiri di tengah kompleks dan konon dibangun pada zaman Kamakura (1185—1333)
Anda dapat berjalan di sepanjang trotoar sampai ke kaki gunung untuk melihat patung Buddha ini. Pada awal musim panas, kedua sisi jalan dihiasi dengan bunga hydrangea yang bermekaran.
Kuliner Khas Bungo Ono
Bungo Ono sangat terkenal dengan budidaya sayurannya sehingga disebut sebagai “kebun sayur Oita”.
MATCHA merekomendasikan Anda untuk mencicipi masakan yang dibuat dari sayuran lokal di "The Vage Café Ms". Kafe ini dikelola oleh seorang pakar sayuran. Menu-menu di kafe ini disukai oleh banyak pengunjung karena menyajikan hidangan organik yang memiliki gizi seimbang.
Daya tarik dari kafe ini adalah nasi kari, hamburger, dan hidangan lainnya yang disajikan dalam kotak makan siang, lalu ditambah porsi sayuran yang banyak, serta memiliki cita rasa yang lembut.
Mureduru Shozu
Mureduru Shuzo merupakan tempat pembuatan bir yang didirikan pada tahun 1905. Barley shochu dan shochu beras yang diproduksi oleh Murezuru memiliki ciri khas aroma yang kuat, rasa yang lembut, dan mudah diminum.
Mureduru Shuzo juga mengadakan tur pabrik bagi yang ingin mengetahui proses pembuatan shochu. Anda dapat melihat alat yang digunakan dalam membuat shochu dan belajar cara minum shochu dengan nikmat. Anda perlu melakukan reservasi terlebih dahulu untuk mengikuti tur pabrik ini.
Rekomendasi Penginapan di Prefektur Oita
"Matsuura Kaisen" yang ada di Tepi Pantai
Bagi Anda yang ingin menghabiskan waktu bersantai di sekitar pantai, MATCHA merekomendasikan penginapan "Matsuura Kaisen". Kamar dengan gaya Jepang yang luas dan semua kamar menghadap ke laut. Ditambah lagi, akses yang mudah menuju spot wisata menarik, seperti Taman Sora no Koen dan Mercusuar Tsurumisaki.
Restoran hotel menyediakan makanan laut yang wajib dicoba. Di dekat hotel terdapat pasar ikan aneka jenis ikan. Setiap pagi, koki hotel akan menyiapkan hidangan laut terbaik yang dibeli di pasar itu. Anda dapat menikmati beragam hidangan laut berdasarkan musim di sini. Misalnya, ketika musim gugur Anda dapat mencicipi lobster, sedangkan saat musim dingin Anda bisa makan ikan fugu.
Menginap di tengah-tengah Geopark di "Lodge Kiyokawa"
"Lodge Kiyokawa" dapat ditempuh dengan mobil sekitar 3 menit dari Stasiun Bungo Kiyokawa. Penginapan ini merupakan penginapan terbaik bagi Anda yang ingin menghabiskan waktu sambil menikmati keindahan alam.
Di sini disediakan 2 tipe kamar berbeda. Ada 8 kamar dengan tipe rumah pohon yang terlihat seperti markas rahasia dan 3 kamar dengan tipe log house. Penginapan ini terletak di tepi aliran Sungai Okudake yang jernih sehingga Anda bisa beristirahat dengan tenang sembari mendengarkan suara aliran sungai.
Daya tarik Lodge Kiyokawa dibandingkan penginapan lainnya adalah Anda bisa melakukan kegiatan wisata di alam terbuka. Misalnya, bermain arung jeram, membuat api unggun, atau bahkan menonton film di luar ruangan, dan aktivitas seru lainnya. Selain itu, setelah bersantai di sauna yang ditambah wewangian di dalam tenda, Anda bisa langsung pergi ke Sungai Okudake yang memiliki air jernih berwarna hijau zamrud dan berenang di sana.
Lodge Kiyokawa memiliki staf yang dapat berbahasa Inggris sehingga bagi Anda yang tidak mengerti bahasa Jepang dapat menginap dengan nyaman di sini.
Rekomendasi Hotel di Sekitar Sato no Tabi Resort Lodge Kiyokawa
Mendapatkan Pengalaman Baru Menjelajahi Prefektur Oita
Anggapan bahwa Prefektur Oita hanya memiliki daya tarik berupa onsen saja akan terpatahkan ketika Anda pergi ke wilayah selatan Prefektur Oita.
Perjalanan ke wilayah selatan Prefektur Oita akan menciptakan pengalaman baru yang membuka mata Anda! Di sini, terdapat spot wisata yang memiliki sejarah panjang selama 500 hingga 1.000 tahun sehingga Anda akan merasakan suasana sejarah yang kental. Kebudayaan yang lahir dari lingkungan alam, pemandangan alamnya yang indah, dan masih banyak pesona tersembunyi lainya dari Prefektur Oita yang wajib Anda jelajahi!
Artikel terkait
In cooperation with Chuwa Coorperation