Kabar Terkini Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi
Bagaimana kondisi Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi setelah kecelakaan tahun 2011? Dua reporter MATCHA, Cole dan Frank, terjun langsung ke lokasi kejadian dan siap menjawab berbagai kekhawatiran yang ada. Mari ikuti perjalanan mereka ke Fukushima!
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi
"Apa Anda mengenali tempat ini?"
Ini adalah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi. Ya, di sinilah kecelakaan itu terjadi.
Apa Kabar Fukushima?
Pada 11 Maret 2011, terjadi Gempa Bumi Lepas Pantai Samudra Pasifik Wilayah Tohoku (selanjutnya disebut Gempa Bumi dan Tsunami Tohoku 2011), mengakibatkan kebocoran radioaktif dari Pembangkir Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi milik Tokyo Electric Power Company/TEPCO (selanjutnya disebut Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi).
Berbagai berita membeludak di televisi, koran, dan internet. Informasi tidak jelas mengenai ancaman tak kasat mata dari radiasi pun turut bermunculan. Dalam kondisi seperti itu, sangatlah sulit untuk menentukan informasi mana yang dapat dipercaya.
8 tahun telah berlalu sejak bencana itu terjadi. Bagaimanakah kondisi Fukushima dan Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi saat ini?
Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi Melalui Mata Dua Reporter
Cole (kiri) dan Frank (kanan)
Reporter MATCHA yang datang berkunjung ke Fukushima adalah Cole dari Amerika dan Frank dari Belanda.
Keduanya tinggal di Tokyo. Cole adalah karyawan dan Frank adalah mahasiswa. Mereka mendapatkan informasi mengenai Fukushima dari berbagai pemberitaan, tetapi baik Cole maupun Frank bukanlah pakar radiasi atau reaktor nuklir. Ini adalah kali pertama mereka mendatangi lokasi ini.
Menghilangkan Kecemasan
Cole dan Frank memiliki beberapa keraguan dan kecemasan. "Apakah Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi aman untuk dikunjungi? Bagaimana kondisi tempat kejadian saat ini? Apa yang akan terjadi setelah ini?" Mereka cukup cemas karena sama sekali tidak memiliki bayangan mengenai kondisi terkini.
Banyak hal yang ingin mereka ketahui mengenai kondisi Fukushima saat ini. Ayo kita ikuti perjalanan mereka!
*: MATCHA mendapatkan izin khusus untuk meliput di Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi.
*: Artikel ini berdasarkan hasil liputan yang dilakukan pada tanggal 15-16 Januari 2019.
Daftar Isi:
Bagian 1: Kondisi Terkini dari Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi - 5 Hal yang MATCHA Pelajari
- 1. Apakah Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi Aman Dikunjungi?
- 2. Apa yang Sebenarnya Terjadi di Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi?
- 3. Bagaimana Lokasi Kejadian Saat ini?
- 4. Apa yang Sedang Dikerjakan di Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi Saat ini?
- 5. Apa yang Akan Terjadi dengan Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi di Masa Depan?
Bagian 2: Kondisi Terkini dari Daerah-Daerah di Sekitar Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi
- 1. Kota Namie: Klinik Kembali Dibuka Setelah 7 tahun, Dokter Gigi Ini Siap Mendengarkan Keluhan dan Masalah Pasiennya
- 2. Distrik Odaka, Minamisoma: "Perbatasan" dalam Jarak 20 Km dari Reaktor
1. Apakah Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi Aman Dikunjungi?
Prefektur Fukushima merupakan prefektur terbesar ketiga di Jepang yang berada di wilayah Tohoku.
Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi berada di sisi pantai Prefektur Fukushima.
Zona Wajib Evakuasi 2.7% dari Wilayah Keseluruhan
Peta Prefektur Fukushima dan zona wajib evakuasi saat ini. Pada saat kejadian, instruksi evakuasi dikeluarkan untuk jarak 20 km dari reaktor, tetapi sebagian daerah kini sudah dibebaskan dari daftar.
Saat ini, masih ada beberapa daerah di sekitar Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi yang masih masuk ke dalam zona wajib evakuasi. Akan tetapi, ada beberapa daerah yang secara bertahap sudah dibebaskan.
Luas Prefektur Fukushima secara keseluruhan adalah 13.783 km2. Di sisi lain, luas zona wajib evakuasi saat ini sekitar 370 km2. Angka ini menunjukkan 2.7% dari luas keseluruhan Prefektur Fukushima (per April 2017).
Meningkatnya Jumlah Warga yang Kembali
"Machi Nami Marche", kawasan perbelanjaan sementara di Kota Namie yang memiliki beberapa kedai makan dan toko pernak-pernik. Tempat ini merupakan tempat warga lokal bersantai.
Jumlah warga yang dievakuasi dari dalam dan luar Prefektur Fukushima mencapai 160.000 orang pada puncaknya (Mei 2012). Namun, kini jumlahnya menurun hingga ke sekitar 45.000 orang (per Juli 2018), menandakan peningkatan jumlah warga yang kembali ke rumahnya.
Tingkat radiasi yang menjadi kekhawatiran pun terus menunjukkan penurunan. Menurut Otoritas Pengaturan Nuklir, tingkat radiasi di udara dalam radius 80 km dari Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi kini 74% lebih rendah dari tahun 2011(*1).
Dalam liputan kali ini, tim MATCHA juga mengunjungi Distrik Odaka di Kota Minamisoma, kawasan di mana instruksi evakuasinya dihentikan pada tahun 2016, dan Kota Namie yang instruksi evakuasinya dihentikan pada tahun 2017. Kedua reporter datang untuk mewawancarai warga yang telah kembali. Untuk lebih jelasnya, pastikan untuk membaca bagian 2 artikel ini.
*1: Tingkat radiasi di udara diukur dari jarak satu meter di atas tanah (per September 2017).
Lalu Lintas di Jalanan
Kota Tomioka
Tim MATCHA memulai perjalanan menuju Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi dengan bus.
Bus berangkat dari Kota Tomioka yang terletak di selatan Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi menuju Kota Okuma, tempat reaktor berada. Instruksi evakuasi masih berlaku di beberapa bagian Kota Tomioka dan sebagian besar wilayah Kota Okuma.
Foto di atas adalah Sungai Tomioka yang berada di zona bebas instruksi evakusi Kota Tomioka. Air sungai mengalir dari pegunungan dan ikan salmon akan berenang ke hulu di musim gugur.
Kota Okuma, tempat Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi berada
Selama perjalanan, tim MATCHA melihat banyak kendaraan berlalu-lalang, mulai dari mobil biasa hingga truk-truk besar, yang bertugas mendekontaminasi kawasan sekitar.
"Saya kira hampir tidak ada orang di dekat Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi. Ternyata banyak kendaraan juga, ya." (Cole)
Bus berbelok ke jalan raya nasional dan memasuki kawasan fasilitas Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi.
Pemeriksaan Zat Radioaktif dalam Tubuh
Tim MATCHA tiba di Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi. Suasana di dalam fasilitas bisa terlihat dari jendela gedung peristirahatan.
Kedua reporter sudah tidak sabar untuk memulai tur, tetapi mereka harus melewati proses pemeriksaan terlebih dahulu.
Zat radioaktif di dalam tubuh diperiksa menggunakan mesin yang disebut whole body counter. Pemeriksaan juga akan dilakukan setelah tur untuk memeriksa dan membandingkan kadar zat radioaktif yang ada di dalam tubuh saat sebelum dan sesudah tur.
Mesin akan menghitung jumlah sinar gamma (per menit). Jika ada peningkatan lebih dari 1.500 cpm (hitungan per menit), kemungkinan besar orang tersebut telah menelan zat radioaktif ke dalam tubuhnya.
Pada kunjungan ini, angka untuk Cole adalah 907 cpm (sebelum) dan 954 cpm (setelah). Angka untuk Frank adalah 1.488 cpm (sebelum) dan 1.339 cpm (setelah). Meskipun jumlahnya bervariasi tiap-tiap individu, dalam hal ini tidak ada perubahan besar yang terjadi kepada keduanya.
Perbandingannya dengan Radioskopi
Namun, apakah benar tingkat radiasi di dalam kawasan fasilitas ini berada di angka yang aman?
Mari lihat angka-angka ini. Foto di atas menunjukkan 0.008 mSv/jam (*2). Ini adalah tingkat radiasi yang terukur dari depan gedung reaktor Unit 4.
Angka ini hanya 1/7 dari jumlah paparan radiasi pemeriksaan payudara menggunakan radioskopi (sinar X). Umumnya, jumlah paparan radiasi dari sekali pemeriksaan menggunakan radioskopi adalah 0.06 mSv. Angka 0.008 mSv yang tertangkap setelah berada 1 jam di kawasan ini merupakan angka yang sangat rendah.
Sebagai referensi, mari kita bandingkan dengan jumlah radiasi yang terpapar dalam berbagai kondisi umum.
*2: Meski pengukur di atas menggunakan satuan μSv/jam, semua angka dalam artikel ini menggunakan satuan mSv/jam agar mudah dipahami (1 mSv/jam = 1.000 μSv/jam).
Perbandingan Paparan Radiasi | Satuan (mSv) |
Paparan alami dalam 1 tahun (rata-rata dunia) | 2.4 |
Perjalanan pulang-pergi Tokyo-New York dengan pesawat | 0.11-0.16 |
1 kali radioskopi payudara | 0.06 |
Kunjungan ke Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi (sekitar 5 jam) | 0.04 |
Berada 1 jam di Stasiun Fukushima (*3) | 0.0002 |
Berada 1 jam di New York (*4) | 0.00005 |
Referensi: https://www.env.go.jp/chemi/rhm/kisoshiryo/attach/201510mat1s-01-6.pdf.
Untuk liputan kali ini, tim MATCHA melakukan tur keliling Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi selama 5 jam. Jumlah paparan radiasi terakhir yang terukur hanya kurang dari 0/04 mSv (2/3 dari jumlah paparan radiasi dari satu kali radioskopi payudara).
*3: Berdasarkan pengukuran tanggal 23 Januari 2019 di "Corasse Square" dekat Stasiun Fukushima (desimal ke-5 dibulatkan ke atas). Referensi: http://fukushima-radioactivity.jp/pc/.
*4: Berdasarkan pengukuran tanggal 23 Januari 2018 (desimal ke-6 dibulatkan ke atas). Referensi: https://www.jnto.go.jp/eq/eng/04_recovery.htm.
Kostum Keamanan
Sekarang, tiba saatnya untuk melakukan persiapan keamanan sebelum memulai tur. Petugas menyerahkan topi, masker, kaus kaki, sarung tangan, dan rompi untuk dikenakan di atas pakaian.
Di kantung rompi terdapat dosimeter personal (kanan bawah foto). Alat ini digunakan untuk mengukur paparan radiasi selama tur.
Apa ini saja sudah cukup?
Tingkat radiasi di dalam fasilitas Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi menurun setiap tahunnya dan proses dekontaminasi pun terus dilakukan. Ya, peserta tur boleh mengenakan pakaian ringan seperti ini (kondisi per Januari 2019).
Aman Berjalan-jalan Tanpa Masker
Saat ini, di 96% kawasan fasilitas sudah diperbolehkan untuk beraktivitas tanpa menggunakan masker.
Pengunjung juga bisa berjalan-jalan tanpa masker di tempat-tempat tertentu.
Peta fasilitas Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi
Jalan yang dilalui oleh kedua reporter MATCHA adalah "Sakura Dori" atau Jalan Sakura yang berada di depan gedung peristirahatan. Jaraknya sekitar 1.500 m dari gedung reaktor.
2. Apa yang Sebenarnya Terjadi di Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi?
Bencana Maret 2011
Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi adalah pembangkit listrik tenaga nuklir yang dioperasikan oleh TEPCO. Listrik yang dihasilkan dialirkan ke Wilayah Kanto yang berjarak lebih dari 200 km.
Namun, akibat Gempa Bumi dan Tsunami Tohoku yang terjadi pada 11 Maret 2011, gelombang tsunami setinggi 15 m menghantam Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi.
Foto yang diambil pada 15 Maret 2011. (Dari kiri ke kanan) Gedung Unit 1-4. Picture courtesy of TEPCO.
Tsunami tersebut membuat empat gedung reaktor (Unit 1-4) yang berdiri 10 meter di atas permukaan laut kehilangan seluruh pasokan daya AC-nya.
Akibatnya, sistem pendingin tidak dapat bekerja dan gedung reaktor Unit 1 hingga 3 yang berada dalam kondisi suhu tinggi (*5) mengalami meltdown, yaitu kondisi di mana bahan bakar di reaktor nuklir terlalu panas dan melelehkan inti reaktor tersebut.
*5: Unit 4 yang sedang dalam pemeriksaan berkala tidak mengalami meltdown.
Foto yang diabil pada 15 Maret 2011. Kondisi Unit 3 (kiri) dan Unit 4 (kanan) setelah mengalami ledakan hidrogen. Picture courtesy of TEPCO.
Selain itu, ledakan hidrogen juga terjadi di Unit 1, 3, dan 4. Serangkaian kecelakaan ini membuat zat radioaktif terlepas ke udara, tanah, laut, dan lainnya.
Mungkin ada beberapa orang yang masih mengingat foto-foto yang pernah mengejutkan dunia ini. Bagaimanakah kondisinya saat ini?
Yang mengantar tim MATCHA berkeliling adalah Bapak Abe dan Kimoto, penanggung jawab bagian hubungan masyarakat TEPCO.
3. Bagaimana Lokasi Kejadian Saat ini?
Tujuan berikutnya adalah gedung reaktor, tempat sederetan kecelakaan itu terjadi.
Kawasan fasilitas Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi cukup luas sehingga mobilisasi dilakukan menggunakan bus.
Suasana Fasilitas Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi yang Teratur
Cole kagum dengan pemandangan yang ia liat dari jendela. "Di luar dugaan saya, ternyata di dalamnya bersih, ya. Sangat rapi."
Frank pun mengangguk. "Terlihat seperti lokasi konstruksi pada umumnya. Seperti kawasan industri."
Hanya seragam para pekerjanya yang mengingatkan tim bahwa mereka sedang berada di Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi.
Jarak 100 m dari Gedung Reaktor
(Kiri-kanan) Unit 1 dan Unit 2
Setelah berkendara sekitar 5 menit dengan bus, tim MATCHA tiba di sebuah dataran tinggi. Yang terlihat di depan mata adalah deretan gedung reaktor.
Kiri adalah Unit 2 dan yang tertutup kubah adalah Unit 3. Unit 4 berada di paling ujung.
Jaraknya dari gedung reaktor hanya sekitar 100 m. "Ada beberapa bagian gedung yang rusak. Kecelakaan itu benar-benar terjadi di sini, ya." (Frank)
"Ayo kita lihat lebih dekat lagi," kata Bapak Abe dari TEPCO. Cole dan Frank pun terkejut. "Apa bisa berada lebih dekat lagi dari ini?"
Beberapa Meter dari Gedung Reaktor
Unit 3 terlihat di belakang
Ini adalah koridor yang berada di antara Unit 2 dan 3. Jaraknya hanya beberapa meter saja dari gedung reaktor. Bekas ledakan hidrogen masih terlihat di bagian atap dan kerusakan di dinding akibat puing-puing yang terbawa gelombang tsunami juga terlihat di bawahnya.
Apakah aman berdiri sedekat ini dari gedung reaktor?
Bapak Abe sedang menjelaskan. Unit 2 terlihat di belakang.
"Sejak Mei 2018, kami sudah bisa pakai baju kerja ringan seperti ini," jelas Bapak Abe.
"Lempengan baja diletakkan seperti ini untuk mencegah debu terbang ke atas. Tingkat radiasi pun semakin menurun dengan berkurangnya puing-puing. Selanjutnya, kami juga memonitor "debu". Yang disebut "debu" di sini adalah debu di udara yang mengandung zat radioaktif. Kami terus memantau kondisinya."
Kawasan di mana pekerja bisa berpakaian ringan pun semakin meluas dari tahun ke tahun.
4. Apa yang Sedang Dikerjakan di Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi Saat ini?
Nah, apa yang sedang dikerjakan di Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi saat ini?
Sudah dipastikan jika Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi akan dinonaktifkan dan untuk itu, ada 2 proyek besar yang harus dikerjakan.
① Penyedotan bahan bakar dari dalam reaktor.
② Pengelolaan air yang terkontaminasi.
① Penyedotan Bahan Bakar dari Dalam Reaktor
Di Unit 1, mesin derek digunakan untuk membersihkan puing-puing
Bahan bakar yang sudah terpakai di dalam gedung reaktor tidak akan digunakan lagi. Oleh karena itu, proyek penyedotan bahan bakar sedang dijalankan sebagai salah satu langkah menuju penonaktifan.
Tingkat radiasi di Unit 1, 2, dan 3 yang mengalami meltdown masih tinggi sehingga pengerjaan dilakukan dalam berbagai fase yang berbeda.
Mesin derek yang dikendalikan dari jarah jauh digunakan untuk membersihkan puing-puing yang masih banyak tersisa di Unit 1. Walaupun ledakan hidrogen tidak terjadi di Unit 2, di dalamnya terdapat banyak material yang mengandung zat radioaktif. Pemeriksaan bagian dalam sedang dijalankaan saat ini.
(Kiri, diambil pada 21 Maret 2011) Unit 3 setelah mengalami ledakan hidrogen. (Kanan, diambil pada 21 Februari 2018) Unit 3 setelah atap berkubah dipasang. Picture courtesy of TEPCO.
Proses pembersihan puing-puing dan dekontaminasi sudah selesai dikerjakan di Unit 3. Atap berkubah pun sudah terpasang dan kini sedang dalam tahap pemasangan alat untuk membersihkan sisa bahan bakar.
Per Januari 2019, proses pengerjaan yang progresnya paling cepat adalah Unit 4 (foto).
Walaupun ledakan hidrogen terjadi di Unit 4, pemeriksaan berkala sedang dilakukan pada hari terjadinya gempa sehingga meltdown tidak terjadi. Oleh karena itu, proses pengerjaannya lebih mudah dibandingkan yang lainnya.
Penyedotan bahan bakar selesai dikerjakan pada tahun 2014. Bahan bakar sudah dipindahkan secara aman ke dalam tangki yang berada di sebelahnya. Jadi, bisa dikatakan jika pengerjaan Unit 4 sudah selesai dan kini dalam kondisi aman.
Di sisi lain, pembersihan debris bahan bakar masih harus dikerjakan untuk Unit 1 hingga 3. Saat ini, robot sedang memeriksa kondisi di dalam sebelum penyedotan dapat dilakukan.
Video pemeriksaan kondisi di dalam Unit 3 yang diambil pada bulan Juli 2017 dapat dilihat di sini. Pemeriksaan puing-puing dari Unit 2 pun sedang dikerjakan mulai bulan Februari 2019 ini.
(Kiri) Mesin dua-jari yang digunakan untuk pemeriksaan/Sumber foto: Toshiba Energy Systems & Solutions Corporation. (Kanan) Puing-puing yang sedang diperiksa dengan mesin di Unit 2, diambil pada Februari 2019. Picture courtesy of TEPCO.
② Pengelolaan Air yang Terkontaminasi
Tanah di dalam kawasan fasilitas ditutupi dengan aspal untuk mengurangi tingkat radiasi dan juga untuk mencegah air hujan merembes ke bawah tanah
Pengelolaan air yang terkontaminasi adalah proyek lainnya yang dikerjakan secara bersamaan.
Pada tahun 2011, zat radioaktif tidak hanya tersebar di udara, tetapi juga di laut dan tanah.
Meskipun zat radioaktif di air laut dekat Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi sudah berada dalam tingkat yang rendah, berbagai upaya tetap dilakukan untuk mengurangi resiko kontaminasi (per Januari 2019).
"Dinding Es" yang Memagari Gedung Reaktor
Ruang bawah tanah gedung reaktor dipenuhi dengan pipa-pipa. Di antaranya ada dinding es yang dipasang sedalam 30 m.
Tanah di bawah gedung reaktor masih terkontaminasi oleh zat radioaktif. Dinding es sepanjang 1.5 km yang mengelilingi gedung reaktor akan mencegah air baru masuk ke dalamnya.
Picture courtesy of TEPCO
Selain itu, dinding baja yang melindungi sisi laut (seperti di foto) juga akan mencegah air tanah yang terkontaminasi terlepas ke laut.
Alat Pembersih Multi-Nuklida (ALPS)
"Apa yang akan terjadi dengan air yang terkontaminasi dari bawah tanah gedung reaktor?" (Cole)
"Air yang terkontaminasi akan dimurnikan dengan Alat Pembersih Multi-Nuklida (ALPS). Pengerjaan ini dilakukan di beberapa lokasi di dalam kawasan fasilitas ini. Zat radioaktif seperti cesium dan strontium yang efeknya sangat kuat terhadap tubuh manusia juga bisa dibersihkan dengan alat itu." (Bapak Abe, TEPCO)
Apa yang Akan Terjadi dengan Air di Dalam Tangki?
Tangki berisi air yang sudah dibersihkan
Tritium adalah satu-satunya zat radioaktif yang tidak dapat dihilangkan dengan teknologi modern. Air yang telah diolah tetapi masih meninggalkan tritium, disimpan di dalam tangki yang berada di dalam kawasan fasilitas.
Tangki-tangki di dalam kawasan fasilitas
"Lalu, akan diapakan air tersebut?" (Frank)
Di dalam kawasan fasilitas Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi terdapat sekitar 940 tangki dengan total air yang tersimpan sekitar 1.1 juta ton (per Januari 2019). Hanya saja, estimasi total air yang dapat disimpan di sini adalah 1.37 juta ton.
"Kami tengah berunding dengan pemerintah dan masyarakat sekitar mengenai pengelolaan air ini." (Bapak Kimoto, TEPCO)
Para Pekerja di Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi
Sekitar 4.000-5.000 pekerja datang setiap harinya untuk menjalankan misi yang sangat penting, yaitu menyedot bahan bakar dan mengelola air yang terkontaminasi.
"Ini juga sangat mengejutkan. Saya kira kondisi kawasan ini masih seperti saat kecelakaan terjadi dan pekerjanya juga sedikit. Ternyata banyak sekali, ya." (Cole)
8 tahun telah berlalu sejak kecelakaan itu terjadi dan lingkungan kerja telah meningkat secara drastis.
Contohnya adalah makanan. Pada tahun 2015, sebuah kantin dibuka di dalam kawasan fasilitas dan para pekerja akhirnya bisa menikmati hidangan hangat. Sebelumnya, mereka hanya bisa membawa makanan dari luar yang tentunya sudah dingin saat akan dimakan.
"Bagi orang Jepang, sangat penting untuk makan dari panci yang sama. Hal ini akan menguatkan rasa kerja sama tim," kata Bapak Abe dengan penuh perasaan. Ia telah mengenal kawasan ini dengan sangat baik sejak bencana terjadi.
"Sesuatu" untuk Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi
Yang menjadi pemandu tur adalah Bapak Kimoto dari TEPCO, salah seorang pegawai yang berada di sekitar kawasan ini saat kecelakaan itu terjadi. Tepatnya, saat itu ia berada di Reaktor Nuklir Fukushima Daini yang berjarak sekitar 12 km dari tempat ini. Setelah kecelakaan itu, ia diberi tugas untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat dan pemerintah kota. Saat ini, ia menangani media, konferensi pers, dan sebagainya.
"Saya bekerja di sini karena percaya akan manfaat nuklir. Namun, saat nuklir itu menyebabkan bencana ini, saya syok sekali. Saya merasa harus melakukan sesuatu, apapun itu. Panggilan kuat itulah yang membuat saya berada di sini sekarang."
"Kami sangat malu sekali dengan kecelakaan yang kami sebabkan," kata Bapak Abe yang juga bekerja untuk TEPCO.
"Kami harus berbicara terus terang tentang kesalahan dan kegagalan yang kami lakukan. Berulang kali, berkali-kali, tetapi itulah yang bisa kami lakukan sekarang dan kami akan melakukannya."
5. Apa yang Akan Terjadi dengan Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi di Masa Depan?
Proses untuk menonaktifkan Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi diperkirakan akan memakan waktu 30-40 tahun.
Mulai dari membersihkan puing-puing, menyedot sisa bahan bakar dan debrisnya, hingga menjernihkan air yang terkontaminasi, masih begitu banyak tugas yang harus dikerjakan.
Seiring dengan berjalannya proyek-proyek besar tersebut, dibangunlah sebuah fasilitas di mana pengunjung bisa lebih mengenal Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi. Pengunjung dapat mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di tahun 2011 dan perkembangan apa yang sudah tercapai saat ini.
Picture courtesy of TEPCO
Fasilitas tersebut adalah Pusat Arsip Penonaktifan Reaktor Nuklir TEPCO yang berada di Kota Tomioka, 10 km di selatan Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi. Fasilitas yang dibuka pada tahun 2018 ini menampilkan dokumentasi-dokumentasi baik dalam bentuk video maupun foto.
Bagi yang kesulitan untuk mendatangi tempat ini, tur virtual dapat diakses melalui situs resmi TEPCO. Anda bisa mendapatkan informasi yang sama dari situs ini.
Mengenal Fukushima Lebih Dekat
Setelah kunjungan ke Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi, Frank berkata, "Saya sangat kaget bisa berada sedekat itu dengan lokasi kejadian. Dan setelah berkeliling kawasan fasilitas, saya melihat bahwa tempat ini jauh lebih tertata dari apa yang saya bayangkan."
Cole menambahkan, "Saya juga merasa proses penonaktifan reaktor dikontrol dengan sangat baik. Namun, masih ada beberapa ketidakpastian, seperti air yang terkontaminasi, misalnya. Dan saya merasa memang ada keterbatasan dalam kemampuan manusia terkait radiasi. Walaupun begitu, orang-orang yang bekerja di sini adalah para profesional dan saya yakin mereka melakukan yang terbaik."
"Radiasi tidak bisa dilihat oleh mata. Hal-hal yang tidak bisa terlihat tentu sulit untuk dipahami dan akan mengakibatkan kekhawatiran. Namun, dengan menambah ilmu dan melihat langsung kondisinya dengan mata kepala sendiri, rasa takut itu perlahan menghilang." (Cole)
Sesuatu yang tak terlihat memang membuat kita takut. Namun, dengan melihat sumber asalnya, ketakutan pun akan sedikit demi sedikit menghilang.
Untuk mengenal Fukushima lebih dekat lagi, keduanya mengakhiri kunjungan ke Reaktor Nuklir Fukushima Daiichi dan menuju tempat lainnya.
MATCHAの企業・自治体広告に関するプロモーションアカウントです。読者のみなさまに有益な情報を、楽しくお届けします。