Start planning your trip
Panduan Wisata Akita Lengkap! 13 Spot Wisata Rekomendasi
Akita memiliki pesona wisata yang bisa dinikmati setahun penuh mulai dari pohon sakura, festival, dedaunan musim gugur, dan hutan berselimut es. Pada artikel ini MATCHA akan mengenalkan 13 lokasi wisata, kuliner Akita, dan contoh rencana perjalanan yang bisa menginspirasi liburan Anda berikutnya!
Tentang Akita
Prefektur Akita berada di arah utara pulau Honshu, menghadap laut Jepang. Bila Anda menemukan Prefektur Akita di peta, akan mudah mengenali Semenanjung Oga sebagai "hidung" yang menonjol dari daratan utama.
Yang menarik dari Akita adalah pesona alamnya yang berubah sesuai musim. Terutama pemandangan bersalju di musim dingin yang menjadi daya tarik Akita. Selain kenampakan alamnya yang memukau, pengunjung juga dapat menikmati budaya khas Akita yang tidak ada di daerah lain seperti hidangan lokal, festival, dan sebagainya.
Daftar Isi
- ・5 Area di Akita dan Pilihan Transportasi
- ・Akses
- ・Spot Wisata Area Shirakami
- ・Spot Wisata Area Akita Chuo dan Oga
- ・Spot Wisata Area Towada, Hachimantai, dan Odate
- ・Spot Wisata Area Danau Tazawa, Kakunodate, dan Daisen
- ・Memanjakan Perut dan Lidah di Akita
- ・Rekomendasi Acara dan Lokasi Wisata Musiman
- ・Rencana Perjalanan ala MATCHA
5 Area di Akita dan Pilihan Transportasi
Prefektur Akita merupakan prefektur yang luas dan dikelilingi oleh pegunungan. Dari Stasiun Akita, rute wisata akan dibagi menjadi 5 area untuk memudahkan membuat rencana perjalanan. Transportasi utama setiap area adalah kereta. Namun, untuk lokasi yang letaknya cukup jauh dari stasiun, menaiki taksi atau mobil rental akan lebih cepat ketimbang menggunakan kereta sampai stasiun terdekat.
Di Akita terdapat taksi yang ditujukan khusus untuk wisatawan seperti taksi wisata dan carpool taxi di mana penumpang berbagi satu kendaraan dengan penumpang lain. Ada pula tur dengan taksi yang berangkat dari Stasiun Akita. Oleh karena itu, akan lebih nyaman untuk melakukan pemesanan terlebih dahulu.
1. Area Shirakami
Area Shirakami berada di perbatasan barat laut Prefektur Akita dan Prefektur Aomori. Di area ini terdapat Shirakami-Sanchi yang ditumbuhi oleh pepohonan beech. Shirakami-Sanchi tercatat sebagai hutan purba warisan dunia pada tahun 1993.
Disediakan jalan setapak sehingga pengunjung dapat berjalan-jalan dengan nyaman di Hutan Edukasi untuk Observasi Alam Daketai atau bahkan mendaki Gunung Futatsumori. Bagi Anda yang tertarik datang ke Shirakami, disarankan untuk menyewa mobil dari Stasiun Akita atau melakukan reservasi satu hari sebelumnya untuk menggunakan taksi wisata yang ada.
2. Area Chuo Akita dan Oga
Di dekat Stasiun Akita, terdapat museum arsip di mana pengunjung dapat mempelajari sejarah festival tradisional Akita, yaitu Festival Kanto. Berlokasi di Semenanjung Oga yang menjorok ke Laut Jepang, Kota Oga memiliki berbagai tempat wisata seperti Akuarium Oga GAO, Desa Onsen Oga Onsenkyo, dan Museum Namahage.
Dari Stasiun Akita, perjalanan menuju Oga memakan kurang lebih 1 jam dengan JR Oga Line. Dari Stasiun Oga, wisatawan bisa menaiki taksi wisata atau melakukan reservasi satu hari sebelumnya untuk menaiki Namahage Shuttle yang memudahkan perjalanan.
Spot Wisata Area Chuo Akita dan Oga
3. Area Towada, Hachimantai, dan Odate
Di sisi timur laut Prefektur Akita, Anda bisa menemukan Taman Nasional Towada-Hachimantai yang mencakup bukan hanya Prefektur Akita, tetapi juga Prefektur Aomori dan Iwate. Salah satu yang merepresentasikan taman nasional ini ialah Danau Towada yang berada di perbatasan Prefektur Aomori. Danau Towada merupakan lokasi wisata yang sempurna untuk menikmati keindahan empat musim di Jepang.
Gunung Moriyoshi yang kaya akan tumbuhan dataran tinggi dan bunga, pada musim dingin menawarkan keindahan pepohonan berselimut es.
Kota Odate merupakan kampung halaman untuk Akita Inu (anjing Akita) sehingga di sini pengunjung bisa mempelajari lebih lanjut mengenai ras anjing ini di Museum Anjing Akita. MATCHA merekomendasikan mobil sewaan dan taksi sebagai transportasi dari Stasiun Akita. Anda juga dapat menaiki kereta JR Ou Main Line yang memakan waktu kurang lebih 1,5 jam untuk mencapai Stasiun Odate.
Spot Wisata Area Towada, Hachimantai, dan Odate
4. Area Danau Tazawa, Kakunodate, dan Daisen
Danau Tazawa yang tercatat sebagai danau terdalam di Jepang berada di Kota Semboku. Untuk mencapai Stasiun Tazawako dari Stasiun Akita memakan waktu 1 jam dengan Akita Shinkansen. Di kota ini Anda juga dapat menemukan kediaman samurai di sekitar Stasiun Kakunodate. Bertetangga dengan Semboku, Kota Daisen memiliki pameran kembang api besar Omagari Hanabi. Pertunjukan kembang api Omagari ini diadakan 4 kali dalam setahun dan memiliki sejarah lebih dari 100 tahun.
Spot Wisata Area Danau Tazawa, Kakunodate, dan Daisen
5. Area Yokote dan Yuzawa
Berada di arah tenggara dari Prefektur Akita, Kota Yokote memiliki sejarah sebagai kota perdagangan yang makmur. Hingga kini, pertokoan dan rumah penyimpanan sejak tahun 1900-an masih tersisa sebagai peninggalan budaya milik negara. Bila Anda datang kemari pada musim dingin, Anda akan dapat menyaksikan festival kamakura (※1) dan hidangan lokal Yakisoba Yokote.
Kota Yuzawa sendiri terkenal akan onsennya dan Udon Inaniwa, udon lokal yang merupakan salah satu dari tiga udon terbaik di Jepang. Dari Stasiun Akita, Stasiun Yokote dapat dicapai dalam 1 jam dan butuh sekitar 20 menit untuk mencapai Stasiun Yuzawa dari Stasiun Yokote. Kedua rute menggunakan jalur Ou Main Line.
※1. Kamakura: rumah yang terbuat dari salju (semacam iglo).
Akses
Terbang dari Tokyo
photo by Pixta
Perjalanan menggunakan pesawat memakan waktu sekitar 1 jam 5 menit dari Bandara Haneda menuju Bandara Akita (harga tiket sekali jalan mulai dari 6.800 yen). Sedangkan untuk mencapai Stasiun Akita dari Bandara Akita, pengunjung bisa menaiki Limousine Bus dengan waktu tempuh kurang dari 1 jam (tiket sekali jalan seharga 930 yen). Tidak ada penerbangan langsung menuju Bandara Akita dari Bandara Narita.
Bila Anda memilih transportasi kereta, paling cepat memakan waktu 3 jam 37 menit dari Stasiun Tokyo menuju Stasiun Akita menggunakan Akita Shinkansen "Komachi" dengan tiket sekali jalan seharga 17.800 yen.
Akses dari Bandara Sendai; Gerbang Masuk Tohoku
Apabila Anda tiba melalui penerbangan internasional di Bandara Sendai, Prefektur Miyagi, Anda perlu mencapai Stasiun Sendai terlebih dahulu. Stasiun Sendai bisa dicapai melalui JR Tohoku Main Line dari Stasiun Bandara Sendai dan memakan waktu sekitar 30 menit. Setelah itu, dari Stasiun Sendai Anda bisa menaiki Akita Shinkansen Komachi menuju Stasiun Akita dengan lama perjalanan kurang lebih 2 jam 15 menit (tiket sekali jalan seharga 10.370 yen).
Alternatif transportasi lainnya adalah dengan bus ekspres keberangkatan dari Bandara Sendai (perjalanan kurang lebih selama 3 jam 30 menit, dengan tiket sekali jalan seharga 4.300 yen).
Spot Wisata Area Shirakami
1. Pegunungan Shirakami-Sanchi
Picture courtesy of Akita Tourism Federation
Shirakami-Sanchi yang melebar hingga Prefektur Akita dan Prefektur Aomori ini tercatat sebagai World Heritage Site pertama di Jepang pada tahun 1993. Meskipun area yang tercatat sebagai World Heritage Site adalah hutan beech purba yang belum tersentuh, area seperti Hutan Edukasi untuk Observasi Alam Daketai, Lembah Mase, dan beberapa area lain memungkinkan pengunjung untuk menikmati hutan beech alami.
Tidak ada salahnya untuk menikmati pemandangan Shirakami-Sanchi sambil menaiki kereta wisata Resort Shirakami dari Stasiun Akita. Penumpang dapat memanjakan diri dengan panorama memukau pegunungan Shirakami-Sanchi atau matahari terbenam di Laut Jepang. Sebagai tambahan, penumpang juga dapat menikmati sake lokal atau kopi yang diseduh dengan menggunakan air alami pegunungan Shirakami-Sanchi melalui layanan kereta.
Pada tahun 2016, kereta Bunahensei yang menggunakan hutan beech sebagai imejnya diluncurkan. Interior kereta ini didominasi oleh kayu cedar Akita berkualitas tinggi dan kayu beech yang menjadi simbolnya. Faktor ini menjadikan Bunahensei tidak hanya nyaman, tapi juga mempunyai desain berkelas dan pastinya membuat penumpang betah selama perjalanan!
Spot Wisata Area Chuo Akita dan Oga
2. Perpustakaan Nakajima di Universitas Internasional Akita
Perpustakaan Nakajima merupakan bangunan megah yang dibangun dengan teknik arsitektur traditional menggunakan kayu cedar alami berkualitas tinggi dan cedar Akita. Setiap sudut perpustakaan dibuat dengan memikirkan kepentingan pengunjung, menjadikan tempat ini ruang ideal bagi penyuka buku.
Meja dipasang di bagian belakang rak buku yang berjajar di tangga, dengan maksud agar pengguna dapat berkonsentrasi belajar. Selain itu, pengunjung dapat memilih kursi menyesuaikan tinggi badan sehingga dapat mengurangi kelelahan atau pegal saat duduk terlalu lama. Buku berbahasa Inggris dan buku bergambar pun banyak tersedia, jadi wisatawan mancanegara pun dapat menikmati perpustakaan ini tanpa cemas.
3. Perpustakaan dan Museum Basket Noshiro
Picture courtesy of “ Noshiro Basketball Library & Museum, Akita: The History Of Slam Dunk ”
Perpustakaan dan Museum Basket Noshiro yang dibuka pada tahun 2012 ini memamerkan gambar, dokumen, dan aksesoris yang berkaitan dengan olahraga basket baik dari dalam maupun luar negeri.
Bukan hanya museum, di Noshiro juga ada Sekolah Teknik Menengah Noshiro yang menjadi almamater mantan pebasket NBA, Yuta Tabuse. Selain Yuta, tidak sedikit pemain kondang lainnya yang berasal dari sekolah yang sama.
Sekolah Teknik Menengah Noshiro ini pun menjadi salah satu model sekolah untuk manga basket populer, "Slam Dunk". Tampaknya mangaka Takehiko Inoue mengunjungi sekolah ini secara berkala dalam rangka mengumpulkan bahan demi pembuatan manga-nya.
Meskipun museum ini kecil, banyak dari koleksinya yang merupakan benda-benda langka dan bernilai tinggi, lho.
4. Museum Namahage dan Museum Folklor Oga Shinzan
Picture courtesy of Akita Tourism Federation
Festival Namahage Oga merupakan acara tradisional di mana pemuda setempat mengenakan kostum iblis dan mengunjungi rumah penduduk. Tradisi yang diadakan pada malam tahun baru ini dimaksudkan untuk mendoakan agar warga senantiasa dikaruniai kesehatan dan hasil panen yang melimpah. Festival Namahage ini diakui sebagai Important Intangible Folk Cultural Property pada tahun 1978 dan Intangible Cultural Heritage oleh UNESCO pada tahun 2018.
Walaupun kemunculan iblis bertujuan untuk menghindarkan anak-anak dari kemalasan, festival ini juga mengandung makna perayaan tahun baru. Di Museum Namahage, selain dapat mengambil foto kenang-kenangan dengan mengenakan kostum iblis, pengunjung bisa menonton film yang menyentuh hati tentang bagaimana masyarakat Oga menjaga perayaan Namahage secara turun temurun.
Bersebelahan dengan Museum Namahage adalah reproduksi rumah adat Oga, Museum Folklor Oga Shinzan. Di fasilitas ini pengunjung berkesempatan untuk belajar dan merasakan budaya Namahage secara langsung.
5. Akuarium Oga GAO
Picture courtesy of Akita Tourism Federation
Akuarium Oga GAO berlokasi di sepanjang pantai Semenanjung Oga. Selain lokasinya yang sempurna, wisatawan dapat menyaksikan makhluk hidup yang hanya ada di Prefektur Akita. Yang paling memikat hati tentunya adalah pemandangan akuarium besar bertemakan laut Oga.
Tak kalah menarik, pengunjung juga dapat menikmati pameran ikan air tawar Akita dan spesies yang dilindungi di akuarium ini.
Spot Wisata Area Towada, Hachimantai, dan Odate
6. Danau Towada
Picture courtesy of Akita Tourism Federation
Bunga yamazakura bermekaran, dedaunan hijau yang menyegarkan mata, pepohonan berwarna kuning kemerahan, dan pemandangan berselimut salju sangat tepat untuk menggambarkan keindahan empat musim di Danau Towada yang berada di perbatasan Prefektur Akita dan Aomori. Keindahan Danau Towada juga dapat disaksikan dari ketinggian 631 meter melalui Observatorium Hakkatoge yang berada di arah selatan danau.
Danau Towada memiliki beberapa spot foto populer. Salah satunya adalah Observatorium Shimeitei yang berlokasi tidak jauh dari situ. Di sana, wisatawan dapat mengambil foto danau yang berbentuk hati dilihat dari sisi barat danau.
7. Museum Anjing Akita
photo by Pixta
Banyak yang mengenali anjing Akita dari karakteristik telinga tegak, ekor melingkar, postur tegap, dan perawakannya yang kuat. Museum Anjing Akita dibangun pada tahun 1977 dengan tujuan untuk mempelajari ras anjing Akita.
Dikatakan bahwa anjing Akita berasal dari perkawinan silang antara anjing pemburu dan anjing lokal lebih dari 400 tahun yang lalu ketika adu anjing sedang digandrungi di Kota Odate. Anjing ini lah yang kemudian ditetapkan sebagai monument alam oleh negara pada tahun 1931.
Ada satu lagi acara tradisional terkait dengan anjing di Kota Yuzawa yaitu Festival Inukko. Festival yang diadakan dengan tujuan sebagai proteksi dan pencegah pencurian ini memiliki sejarah lebih dari 400 tahun.
Pada jaman dahulu, ada tradisi untuk membuat jimat berbentuk patung anjing yang disebut "inukko" dari tepung beras untuk dipersembahkan di pintu masuk rumah. Sekarang, inukko dibuat menggunakan salju bersama dengan "odokko" yang berbentuk kuil kecil. Festival ini dirayakan secara meriah dengan kembang api untuk mendoakan anjing peliharaan.
Rekomendasi Hotel di Sekitar Museum Anjing Akita
8. Onsen Nyuto
Picture courtesy of Akita Tourism Federation
Desa Onsen Nyuto berlokasi di kaki Gunung Nyuto di Taman Nasional Towada-Hachimantai. Di antara 7 pemandian yang ada, Tsuru no Yu merupakan pemandian dengan sejarah terpanjang. Pada tahun 1638, tuan tanah Akita mengunjungi tempat ini untuk pengobatan onsen.
Picture courtesy of Akita Tourism Federation
Konon katanya, bangunan beratap jerami yang masih tersisa hingga sekarang adalah pekerjaan samurai penjaga saat tuan tanah berkunjung ke onsen. Masing-masing pemandian di Onsen Nyuto ini memiliki sumber airnya sendiri dan kabar baiknya, Anda bisa berkeliling 7 onsen dengan tiket tur onsen seharga 1.800 yen. Berendam di Onsen Nyuto yang dikelilingi oleh hutan purba beech tentunya akan menjadi pengalaman yang mengesankan.
9. Gunung Moriyoshi yang Berselimut Salju
Picture courtesy of Akita Tourism Federation
Gunung Moriyoshi merupakan satu dari seratus gunung yang terkenal akan pemandangan berbunganya. Namun sebetulnya, pada musim dingin pun gunung ini menyajikan penampakan pohon Aomori todomatsu berselimut salju yang tak kalah menakjubkan.
Untuk mencapai Gunung Moriyoshi, Anda perlu mengambil jalur Akita Inland Line dan turun di Stasiun Aniai, kemudian dilanjutkan dengan taksi kurang lebih 20 menit. Dari Arena Ski Aniai, naiki gondola untuk menuju puncak gunung dan Anda akan sampai di tujuan setelah berjalan sekitar 3-5 menit. Bagi Anda penggemar olahraga ski, tentunya tantangan melaju di sela-sela pepohonan bersalju Gunung Moriyoshi tidak bisa dilewatkan!
Spot Wisata Area Danau Tazawa, Kakunodate, dan Daisen
10. Danau Tazawa
Picture courtesy of Akita Tourism Federation
Dengan kedalaman mencapai 423,4 meter, Danau Tazawa menjadi danau terdalam di Jepang. Sinar matahari direfleksikan dengan warna berbeda sesuai dengan tingkat kedalamannya, menciptakan variasi warna biru yang memukau di permukaan. Di danau ini terdapat sebuah legenda tentang Putri Tatsuko, yang dikatakan meminum air gunung untuk mendapatkan kecantikan abadi dan berubah menjadi naga. Hingga sekarang, cerita ini masih ada dan Putri Tatsuko yang menjadi naga ini dipercaya sebagai penghuni Danau Tazawa.
Patung perunggu Putri Tatsuko bisa ditemui di tepi danau di Katajiri, Saimyoji, Desa Nishiki, Kota Semboku. Patung ini juga bisa dilihat dalam rute kapal wisata dari Tazawa Rest House yang berada di sisi timur danau atau dengan menyewa sepeda untuk berkeliling area ini.
11. Jalan Bukeyashiki, Kakunodate
photo by Pixta
Pada masa lalu, samurai merupakan pegawai pemerintah yang menangani urusan militer di Jepang. Bukeyashiki sendiri merujuk pada kediaman para pegawai pemerintah ini. Bukeyashiki yang berjajar di Kakunodate, Kota Semboku ini sekarang tercatat sebagai Properti Kebudayaan dalam kelompok bangunan tradisional Jepang.
Oleh karena banyaknya kebakaran yang terjadi, pada tahun 1620 dibuat hiyokechi (※2) yang membagi bagian utara dan selatan. Bagian utara kota yang disebut Uchimachi dihuni oleh kaum samurai sedangkan bagian selatan, Tomachi, didiami oleh pedagang. Tepian jalan ditanami pohon shidarezakura sehingga jalanan ini menjadi ramai oleh penikmat hanami pada musim semi.
Pohon-pohon sakura itu, ditambah dengan sakura Somei-Yoshino yang tumbuh di Taman Hinokinai-gawa zutsumi yang bersebelahan dengan Bukeyashiki, menjadikan total pohon sakura yang mekar di kota mencapai hampir 1500 pohon.
※2. Hiyokechi: sebidang tanah kosong untuk mencegah api merambat bila terjadi kebakaran.
Rekomendasi Hotel di Sekitar Kakunodate Samurai Residences
12.Ngarai Dakigaeri
Picture courtesy of Akita Tourism Federation
Dari Stasiun Jindai di Kota Semboku, Anda bisa menaiki taksi selama kurang lebih 5 menit untuk tiba di Ngarai Dakigaeri. Panjang ngarai ini mencapai 10 km dan melewati Sungai Tama yang mengalir di antara Danau Tazawa dan Kakunodate.
Nama "Dakigaeri" terdiri dari dua kata, yaitu "daki" atau "daku" yang dalam bahasa Jepang berarti "memeluk" dan "kaeri" yang berarti "membalikkan badan". Konon katanya, nama "Dakigaeri" ini merujuk pada orang yang berpapasan jalan dan harus berdempetan agar bisa lewat.
photo by Pixta
Terdapat beberapa lokasi yang menawarkan pemandangan terbaik, di antaranya ialah Kami no Iwahashi yang merupakan jembatan gantung tertua di Akita dan Air Terjun Mikaeri yang panoramanya mencuri perhatian. Jalan ini akan ditutup pada musim dingin jadi sebaiknya berhati-hati dalam merencanakan bepergian kemari.
Tempat ini dapat dicapai dalam 15 menit dengan taksi dari Stasiun Kakunodate yang populer akan Bukeyashiki-nya. Oleh karena itu, tidak ada salahnya memasukkan Ngarai Dakigaeri dalam rute tur Kakunodate Anda.
13. Akita Inland Line
Picture courtesy of Akita Inland Line Railway
Jalur Akita Inland Line adalah jalur lokal yang melaju dari Stasiun Kakunodate hingga Stasiun Takanosu di Kota Kitaakita. Jalur ini memakan waktu kurang lebih 2,5 jam sekali jalan. Kereta mengawali perjalanan dari tanah sakura, Kakunodate, sebagai garis awal dan menjanjikan panorama cantik di sepanjang jalur.
photo by Pixta
Wisata yang identik dengan musim panas di Akita tentunya ialah Tanbo Art. Sawah yang ditanami dengan variasi bibit berwarna untuk menghasilkan seni ini tersebar di beberapa tempat yang dapat dilihat dari dalam kereta. Pada musim gugur, pemandangan menakjubkan dedaunan yang berubah warna dapat dinikmati dari Stasiun Okashinai hingga Stasiun Kayakusa.
Titik persinggahan ada di Stasiun Aniai. Dari sini, taksi wisata dan bus lokal akan membawa Anda menuju Gunung Moriyoshi di mana Anda dapat menikmati tanaman dataran tinggi dan dedaunan musim gugur. Pada musim dingin, direkomendasikan untuk menaiki gondola dan menyaksikan pepohonan berselimut salju. Di Stasiun Ani-Maeda terdapat penginapan onsen yang menerima tamu baik yang bermalam atau hanya sekadar mengunjungi onsen.
Memanjakan Perut dan Lidah di Akita
Saat berkunjung ke Akita, makanan lokal yang bersejarah di bawah ini pastinya sayang untuk dilewatkan.
Kiritanpo
Picture courtesy of Akita Tourism Federation
Tanpo merupakan makanan yang dibuat dengan cara menguleni adonan dari beras kemudian menggulungnya di semacam tusuk kayu sebelum membakarnya.
Picture courtesy of Akita Tourism Federation
Kiritanpo nabe adalah sebutan untuk masakan tanpo yang dipotong dan direbus dalam panci bersama bahan lain. Sedangkan bila tanpo tidak dipotong, melainkan dibubuhi saus seperti miso, maka akan menjadi misotsuke tanpo. Tanpo dapat ditemukan di berbagai daerah, tetapi masakan nabe dengan tanpo dikatakan berasal dari Prefektur Akita bagian utara.
Masakan lokal yang menggunakan bahan seperti beras, sayuran gunung, ayam lokal hinaidori, dan sebagainya, utamanya berasal dari Odate di mana terdapat area persawahan dan pegunungan yang luas. Kombinasi beras yang dibakar seperti mochi, rasa umami dari bahan masakan lain, dan kuah berbahan dasar shoyu menciptakan rasa yang memanjakan lidah.
Di Kota Odate, Anda bisa mengunjungi restoran tradisional seperti Hokushu Club. Bila Anda berkunjung pada musim gugur, jangan lewatkan untuk menikmati kiritanpo nabe berbahan beras dan sayuran segar yang baru dipanen serta hinaidori di Festival Tanpo.
Yakisoba Yokote
Picture courtesy of Akita Tourism Federation
Konon katanya, Yakisoba Yokote muncul ketika seorang pria penjual okonomiyaki (masakan yang terbuat dari adonan tepung dipanggang bersama berbagai bahan sesuai selera) di Kota Yokote, Prefektur Akita memikirkan ide dagangan baru.
Yakisoba Yokote adalah masakan yakisoba yang menggunakan mi lurus dan tebal, kol, dan daging babi cincang dengan telur mata sapi serta fukujinzuke (sejenis acar lobak) sebagai topping. Melekatnya nama Yokote pada makanan ini kemudian membantu revitalisasi daerah sehingga sekarang Yakisoba Yokote menjadi kuliner kelas B populer Kota Yokote.
Babi Dataran Tinggi Danau Towada
Picture courtesy of Akita Tourism Federation
Momobuta, babi dataran tinggi Danau Towada, merupakan babi Akita berkualitas yang dipelihara dengan memastikan kesehatannya. Agar babi dapat hidup di lingkungan yang sehat, peternakannya pun disanitasi secara rutin untuk mencegah resiko penyakit.
Sistem pemurnian air menghasilkan air bio-aktif yang membantu pertumbuhan babi, ditambah dengan tidak adanya bahan kimia yang dikonsumsi menghasilkan daging yang empuk dan disukai masyarakat luas.
Toko Komomo Towada yang bisa dicapai berjalan kaki 10 menit dari Stasiun Towada-Minami, Kota Kazuno, Akita, menjual produk olahan seperti ham dan sosis, juga lauk seperti kroket.
Rekomendasi Acara dan Lokasi Wisata Musiman
Beberapa daerah di Akita menawarkan sesuatu yang berbeda tergantung musim. Berikut adalah lokasi wisata musiman yang telah MATCHA pilihkan.
Musim Semi
Picture courtesy of Akita Tourism Federation
Kalau berkunjung di Akita pada musim semi, Kakunodate tentunya wajib untuk dikunjungi. Klan Satake telah memerintah area Kakunodate selama 11 generasi sejak tahun 1656, di mana istri dari tuan tanah generasi kedua membawa tanaman shidarezakura dari kampung halamannya, Kyoto. Keturunan dari pohon sakura tersebut menjadi deretan pohon sakura mengagumkan yang menyambut pengunjung dan masyarakat tiap tahunnya.
Bersama dengan sakura Somei-Yoshino di Taman Hinokinai-gawa zutsumi, pemandangan pohon-pohon sakura yang memberi warna merah muda di penjuru Kakunodate akan menjadi pengalaman tak terlupakan.
Musim Panas
photo by Pixta
Berbicara tentang musim panas Akita, pastinya identik dengan festival. Pada Festival Kanto di Kota Akita, lentera chochin yang terbuat dari kertas Jepang diikatkan di tiang bambu hingga menyerupai bulir padi, ditegakkan untuk mendoakan panen yang bagus dan agar dijauhkan dari kejahatan. Festival ini dibagi menjadi dua bagian, siang dan malam hari. Suasana malam yang hangat dengan lentera yang menyala bagaikan kilau bulir padi menciptakan pemandangan yang memukau siapa saja.
Picture courtesy of Akita Tourism Federation
Kembang Api Omagari di Kota Daisen adalah salah satu kembang api paling mengesankan di kompetisi kembang api Jepang. Kembang api yang mekar di antara gunung dan sungai benar-benar merepresentasikan musim panas Akita yang penuh semangat!
Sedangkan untuk pemandangan alam dengan hijau pepohonan yang menyegarkan mata, Kota Semboku bisa menjadi pilihan. Bila menyeberangi jembatan Kami no Iwahashi yang berada di Ngarai Dakigaeri, Anda akan sampai di Air Terjun Mikaeri yang menjadi spot yang sempurna untuk menggambarkan musim panas Jepang.
Musim Gugur
Picture courtesy of Akita Tourism Federation
Danau Towada yang dipulas oleh warna musim gugur menjadi tempat istimewa untuk berjalan-jalan sembari menikmati dedaunan yang memerah. Menikmati pemandangan dari kapal wisata juga tak kalah mengasyikkan.
Lagi-lagi Ngarai Dakigaeri menjadi lokasi rekomendasi. Kali ini karena Dakigaeri menjadi spot kolaborasi antara birunya arus air Sungai Tama dan dedaunan pada musim gugur. Warna musim gugur yang kontras ini sangat ideal untuk didokumentasikan dalam bentuk foto!
Hutan purba yang menjadi kemerahan karena meranggasnya pohon pinus merah, Japanese zelkova, dan pohon mapel menjadi lokasi populer di antara wisatawan, di samping menjadi lokasi Festival Dedaunan Musim Gugur.
Musim Dingin
photo by Pixta
Acara yang direkomendasikan untuk liburan musim dingin ialah Festival Salju Yokote yang memiliki sejarah sepanjang 450 tahun. Anda bisa berpartisipasi membuat kamakura, iglo dengan kuil yang berfungsi untuk memuja Dewa. Festival ini adalah acara spesial yang tidak bisa dilakukan bila salju tidak menumpuk tebal seperti di Yokote. Bukan hanya mengambil foto, pengunjung disarankan untuk memasuki kamakura agar dapat merasakan pengalaman musim dingin yang berbeda.
Selanjutnya, mari menikmati hutan berselimut salju di Gunung Moriyoshi. Di sini disediakan penyewaan untuk sepatu salju dan tongkat ski untuk membantu berjalan. Tidak perlu berjalan kaki lama-lama untuk mendapatkan panorama menakjubkan hutan es. Jangan ragu untuk mencoba kegiatan ini karena aksesnya cukup mudah dicapai.
Artikel terkait
Rencana Perjalanan ala MATCHA
Duh, ternyata banyak sekali tempat yang menarik di Prefektur Akita, ya!
Bagi Anda yang bingung merencanakan trip Akita, berikut ini MATCHA akan memberi panduan untuk perjalanan 5 hari 4 malam dengan mengandaikan pesawat tiba di Bandara Sendai pada pukul 15.30. Contoh agenda di bawah ini akan memungkinkan Anda untuk berkeliling Prefektur Akita searah jarum jam.
Hari ke-1: Menyantap Yakisoba Yokote Kebanggaan Akita
Butuh kurang lebih 30 menit untuk mencapai Stasiun Sendai dari bandara, dilanjutkan dengan bus ekspres Green Liner menuju Yokote. Setiap restoran di Yokote menawarkan saus orisinal mereka. Setelah mencoba Yakisoba Yokote, Anda bisa beranjak mengunjungi Perpustakaan Nakajima di Universitas Internasional Akita.
Pengunjung selain warga kampus dapat mendatangi perpustakaan pada pukul 08.30—22.00 pada hari kerja dan 10.00—18.00 pada hari Sabtu serta hari libur, kemudian pukul 10.00—22.00 pada hari Minggu.
Sore hari: Yakisoba Yokote
Malam hari: Perpustakaan Nakajima
Bermalam di area Stasiun Akita
Hari ke-2: Berkeliling Semenanjung Oga
photo by Pixta
Dari Stasiun Akita, Anda bisa naik JR Oga Line menuju Stasiun Oga. Pada hari kedua travel ini, mari mencoba mengunjungi Akuarium Oga GAO, Museum Namahage, dan Museum Folklor Oga Shinzan. Cara yang paling praktis untuk mengunjungi tiap lokasi dari stasiun adalah dengan taksi.
Untuk penggemar basket bisa menaiki kereta dari Stasiun Oga ke Stasiun Oiwake, kemudian berpindah kereta Resort Shirakami sampai ke Stasiun Noshiro. Di sana Anda bisa menikmati koleksi Perpustakaan dan Museum Basket Noshiro sepuasnya.
Pagi hari: Akuarium Oga GAO
Siang hari: Museum Namahage dan Museum Folklor Oga Shinzan atau Museum Noshiro
Bermalam di area Stasiun Higashi-Noshiro
Hari ke-3: Menyaksikan Keindahan Shirakami-Sanchi dari Jendela Kereta Wisata Hingga Jalanan Odate
photo by Pixta
Agenda hari ketiga dimulai dengan menaiki kereta Resort Shirakami dari Stasiun Higashi-Noshiro. Kereta wisata ini menawarkan panorama pegunungan Shirakami-Sanchi yang memesona dari balik jendelanya. Dari sana Anda bisa turun di Stasiun Akita-Shirakami atau Iwadate untuk naik kereta Gono Line kembali ke Stasiun Higashi-Noshiro. Berikutnya silakan pindah ke Ou Line menuju Odate.
Wisatawan dapat bertemu anjing jenis Akita di satu-satunya museum anjing di Jepang, Museum Anjing Akita (buka mulai akhir April hingga akhir November). Untuk makan malam, tidak ada salahnya mencoba kiritanpo yang diwariskan secara turun temurun di area Odate.
Pagi hari:Shirakami-Sanchi
Siang hari:Museum Anjing Akita
Malam hari:Kiritanpo
Bermalam di area Stasiun Odate
Hari ke-4: Menyatu dengan Alam di Danau Towada dan Onsen Nyuto
photo by Pixta
Hari keempat diisi dengan wisata alam dilanjutkan dengan menghilangkan lelah di onsen. Dari Odate menuju Danau Towada memakan waktu 1 jam dengan taksi atau mobil sewaan. Pikiran Anda akan terasa segar kembali setelah berjalan-jalan di sekitar danau!
Untuk makan siang atau sekadar camilan, bagaimana kalau mencicipi kroket dan sosis momobuta produksi lokal? Keempat peternakan yang berada di Kota Akita, yaitu Peternakan Porkland, Peternakan Dataran Tinggi Towada, Farmland, dan Bioland menghasilkan daging babi yang dijamin bebas penyakit sehingga konsumen bisa menikmati produk yang ada tanpa cemas. Malam harinya, Anda bisa merilekskan badan dan pikiran dengan berendam di Onsen Nyuto.
Pagi hari: Danau Towada
Siang hari: Mencicipi produk babi dataran tinggi Danau Towada
Malam hari: Onsen Nyuto
Bermalam di area Stasiun Tazawako
Hari ke-5: Berjalan-jalan di Bukeyashiki dan Ngarai Dakegairi
Agenda untuk hari terakhir adalah berkeliling spot terkenal yang wajib dikunjungi. Ngarai Dakigaeri atau pun Bukeyashiki, keduanya adalah pilihan tepat. Perjalanan dari Stasiun Tazawako menuju Kakunodate dengan Tazawako Line kurang lebih 20 menit. Bila Anda punya waktu lebih, tidak ada salahnya untuk mengunjungi kedua lokasi sekaligus. Sore harinya, Anda bisa mengejar penerbangan lokal maupun internasional dari Bandara Sendai, termasuk di antaranya penerbangan langsung menuju Bandara Internasional Taoyuan Taiwan.
Pagi hari: Ngarai Dakigaeri atau Bukeyashiki, Kakunodate
Sore hari: Menuju Bandara Sendai
Keindahan Alam, Museum Menarik, dan Kegiatan Unik Menunggu di Akita
Prefektur Akita diberkahi dengan alam pegunungan dan danau yang menyajikan pemandangan spektakuler sepanjang tahun. Dengan hidangan lezat dan sake lokal, onsen populer, dan acara lokal musiman, Akita menjadi tujuan wisata rekomendasi tak peduli musim apapun Anda berkunjung. Jadi, jangan lupa memasukkan Akita dalam tujuan wisata Anda berikutnya, ya!
Main image by Pixta
旅関連を中心に、いろいろなところで執筆しています。娘たちとお出かけしたい場所を探す日々。